Profil diri
Nama saya Adinda Chaniago. Anak yang dilahirkan sebagai bungsu dari 5 bersaudara, terdiri dari 2 kakak perempuan dan 2 kakak laki-laki. Dilahirkan ada tanggal 08 Maret 1989di waktu malam hari tepatnya ada ukul 20.30 WIB di Rumah Sakit Bersalin Boedi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Pemberian nama Adinda dikarenakan saya adalah anak terakhir dan dilihat dari kamus arti dari nama Adinda adalah berarti Adik Kecil, sedangkan Chaniago yang menjadi nama belakang saya merupakan marga yang diturunkan oleh nenek saya yang berasal dari Sumatera Barat. Sejak lahir sampai saat ini, saya bertempat tinggal di wilayah Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Alamat saya di Jl. Merah Delima Blok B2 No.3, komplek Walikota, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, 14240. Sama seperti anak-anak kecil lainnya, sayapun melewati masa kecil saya dengan bermain.
Saya mulai memasuki jenjang pendidikan pertama yaitu Taman KanakKanak(TK) pada tahun 1995 saat saya berumur 5tahun,saat itu saya memasuki kelas TK nol besar. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1996 saya memasuki pendidikan yang berikutnya, yaitu Sekolah Dasar. Saya bersekolah di dekat rumah saya di SD Negeri 01 agi. Saat menjalankan pendidikan Sekolah Dasar ini, prestasi saya lumayan cukup baik, dikarenakan saya selalu mendapatkan eringkat 10 besar. Setelah 6 tahun saya menjalankan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, akhirnya saya naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah melewati ujian Ebtanas. Saya memasuki sekolah lanjutan tingkat pertama yang juga letaknya tidak jauh dari rumah saya, yaitu di SLTPN 123, di tingkat SLTPN pun prestasi saya masih bisa di pertahankan. Sampai pada akhirnya, setelah 3 tahun menjalani pendidikan lanjutan tingkat pertama dan melewati ujian akhir nasional, akhirnya saya berhasil masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi lagi, yaitu Sekolah Menengah Atas, kali ini lokasi sekolah dengan rumah saya lumayan agak jauh, saya bersekolah di SMAN 30, Rawasari Jakarta Pusat. Hal ini dikarenakan, Nilai hasil ujian akhir nasional saya hanya diterima di SMA ini setelah saya tidak berhasil memasuki SMA favorit saya. Di SMA ini, prestasi saya menurun. Tetapi Alhamdulillah, setelah menjalankan pendidikan Sekolah Menengah Atas, akhirnya saya bisa lulus dengan nilai memuaskan. Lulus SMA tidak membuat saya lega, karena saya masih terus berfikir akan masuk ke erguruan tinggi mana? Akhirnya saya mencoba mengikuti ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) , tetapi nyatanya saya belum beruntung, saya tidak lulus ujian tersebut dan tidak dapat memasuki Perguruan Tinggi Negeri yang didambakan semua orang. Setelah itu, saya mencoba megikuti ujian penerimaan mahasiswa, yang terkenal dengan nama jalur khusus di Universitas Negeri Jakarta. Alhamdulillah, saya lulus ujian tersebut. Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi&Administrasi, dan mengambil Program studi Kependidikan, yaitu Pendidikan Tata Niaga Non Reguler untuk tahun 2007.
Sebagai anak yang berada dan dibesarkan di keluarga yang sederhana,saya tidak mempunyai catatan prestasi yang begitu gemilang yang dapat saya raih, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya prestasi yang sempat saya raih hanyalah dapat mempertahankan prestasi ranking 10besar di sekolah dasar dan sekolah tingkat pertama, dan pada waktu SD kelas 3, saya sempat memenangkan lomba membaca bacaan sholat di tempat saya mengaji.
Ada waktu kecil, sama seperti anak-anak kecil lainnya, sayapun juga sempat bercita-cita ingin menjadi dokter, tetapi balik lagi ke kenyataan"Bahwa manusia hanyalah bisa berencana, tetapi Tuhan lah yang menentukan". Mungkin bukan jalannya saya menjadi dokter. Setelah dewasa, cita-cita saya tidaklah lagi menjadi dokter, hal ini dikarenakan banyak factor yang tidak mendukung. Saat ini, cita-cita saya tidaklah muluk-muluk, cita-cita saya hanyalah ingin melihat kedua orangtua saya bahagia. Keinginan yang timbul dari hati yang paling dalam ini timbul begitu saja ketika melihat jasa serta pengorbanan pengorbanan kedua orangtua saya yang telah membesarkan seluruh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, membiayai seluruh anak-anaknya hingga masuk ke jenjang pendidikan yang aling tinggi, yaitu jenjang Perguruan Tinggi tetapi tak satupun dari kakak-kakak saya memberikan balasan yang membahagiakan untuk kedua orangtua saya.
Mungkin saat ini, saya bukanlah terbaik dari yang baik. Walaupun apa yang saya berikan untuk kedua orangtua saya jauh lebih baik dibanding kakak-kakak saya, tetapi saya merasa masih belum bisa memberikan kebahagiaan untuk kedua orangtua saya. Saya hanya bisa berusaha tidak seperti kakak-kakak saya, dengan begitu saya sudah bisa mewujudkan cita cita saya, yaitu membahagiakan kedua orangtua saya.
Saya sempat merasa, hidup saya begitu menyedihkan dan saya sempat juga pesimis dengan apa yang menjadi cita-cita saya. Tetapi saya mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Adil, tidak mungkin Sang Pemberi Kehidupan yang Maha Penyayang selalu memberikan kesedihan untuk kedua orangtua saya. Saya hanya bisa berharap kepada Sang Pencita, Allah SWT untuk memberikan kebahagiaan kepada kedua orangtua saya melalui saya sebagai harapan terakhir kedua orangtua saya.